PANDUGA.ID, MAGELANG – Bangunan dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) di Sanden, Kelurahan Kramat Selatan, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang menjadi sorotan usai diketahui berdekatan dengan transfer depo sampah. Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sanden tersebut hingga kini belum beroperasi.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Kondisi itu terungkap setelah jajaran Pemerintah Kota Magelang bersama pihak terkait meninjau sejumlah dapur MBG di wilayah setempat, Selasa (14/10/2025). Peninjauan dilakukan di tiga titik, yakni SPPG Gatot Subroto yang sudah beroperasi, SPPG Yayasan Aghits International di Potrobangsan, dan SPPG Sanden yang masih belum beroperasi.
Dekat Depo Sampah dan Sungai
Dapur MBG di Sanden menjadi perhatian karena lokasinya berseberangan dengan depo sampah dan berdekatan dengan sungai. Saat peninjauan, tercium bau sampah meski area depo telah dibersihkan.
Wali Kota Magelang Damar Prasetyono mengakui pihaknya telah memerintahkan jajaran terkait untuk mengawal pendirian dapur MBG. Namun, menurutnya aspek teknis layak operasi menjadi kewenangan Badan Gizi Nasional (BGN).
“Sebenarnya hal tersebut memang sudah kami perintahkan kepada jajaran terkait untuk mengawal semua ini. Tapi, kalau yang seperti ini mungkin secara teknis saya tidak tahu juga bagaimana layak operasinya,” ujar Damar.
Pemkot Tidak Dilibatkan Langsung
Damar menjelaskan, pembangunan SPPG berada di bawah pengawasan langsung Badan Gizi Nasional (BGN) sehingga Pemkot Magelang tidak terlibat dalam penentuan lokasi.
“Kalau bagi kami sebenarnya ada masalah (depo sampah), tapi ini nanti akan kita kembalikan ke prosedur BGN. Pemeriksaan akan dilakukan dari pusat, sedangkan kami membantu dalam hal satgas untuk kelancaran program ini,” jelasnya.
Meski demikian, Pemkot Magelang berkomitmen mendukung program pemerintah pusat tersebut dengan memastikan dapur MBG memenuhi standar higienitas, sanitasi, dan tata letak yang sesuai.
“Lay out dapur, higienitas, penjamah makanan, drainase, hingga lingkungan sekitar harus kita mitigasi dan sesuaikan dengan mandat dari BGN,” tegas Damar.
Evaluasi dan Kemungkinan Relokasi Depo Sampah
Dari tiga lokasi yang ditinjau, Damar menilai dua di antaranya, yakni di Yayasan Aghits International dan Sanden, masih perlu perbaikan. Ia membuka kemungkinan dilakukan relokasi depo sampah jika hasil evaluasi lapangan menunjukkan perlu.
“Tentunya nanti butuh koordinasi selanjutnya. Jika memang memungkinkan, depo bisa dipindahkan,” ucap Damar.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Magelang M Yunus menjelaskan depo tersebut sudah beroperasi selama 10 tahun dan menampung sampah dari enam RW di Kelurahan Kramat Selatan.
“Transfer depo ini melingkupi sekitar enam RW. Warga buang ke sini pakai gerobak, nanti DLH ambil pakai truk,” ujar Yunus.
Terkait rencana pemindahan, ia menyebut perlu dilakukan kajian teknis dan musyawarah dengan warga karena prosesnya cukup panjang dan membutuhkan pengadaan lahan baru.
Koordinasi dengan Yayasan Pembangun SPPG
Koordinator Wilayah SPPG Kota/Kabupaten Magelang Farhan Firdaus mengatakan, temuan soal kedekatan dapur MBG dengan depo sampah akan disampaikan kepada pihak yayasan.
“Apa yang sudah direvisi Pak Wali Kota akan kami teruskan. Kami harapkan pihak yayasan kooperatif mencari solusi agar TPS tidak berada di sekitar dapur MBG,” katanya.
Farhan menambahkan, di Kota Magelang terdapat 18 SPPG, dengan 2 dapur sudah beroperasi, dan 3 telah memiliki kepala SPPG. Sisanya, 13 SPPG masih dalam tahap pembangunan.(CC-01)






Discussion about this post