PANDUGA.ID, SEMARANG – Nama Damar Sinuko, seorang jurnalis CNN Indonesia yang bertugas di Semarang, Jawa Tengah, mencuat dalam kasus dugaan intimidasi terhadap keluarga Gamma Rizkynata Oktafandy, siswa SMKN 4 Semarang yang tewas ditembak oleh oknum polisi. Dugaan keterlibatan ini membuat pihak CNN Indonesia mengambil langkah tegas dengan membebastugaskannya.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Damar diduga memiliki hubungan dekat dengan aparat kepolisian. Hal ini terungkap setelah kabar beredar bahwa Damar mendampingi Kapolrestabes Semarang saat mendatangi keluarga korban. Kedatangan ini diduga bertujuan meminta keluarga menandatangani pernyataan untuk mengikhlaskan kematian Gamma dan tidak memperpanjang kasus tersebut.
Seorang anggota keluarga Gamma, yang identitasnya dirahasiakan demi keamanan, mengungkapkan kronologi tersebut. “Kapolrestabes datang bersama seorang wartawan. Kami diminta menandatangani pernyataan agar kasus ini tidak tersebar luas. Intinya, diminta untuk mengikhlaskan,” katanya.
Bukti lain yang memperkuat dugaan ini adalah unggahan di akun media sosial yang menunjukkan Damar dalam sebuah foto santai bersama sejumlah orang, salah satunya diduga adalah Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar. Foto tersebut, awalnya diunggah di akun X milik Damar, kini tidak lagi ditemukan karena akunnya menghilang.
Tidak hanya itu, Damar juga dikenal memiliki peran penting di organisasi Badan Koordinasi Nasional Garda Mencegah dan Mengobati (Bakornas GMDM), sebuah lembaga mitra resmi BNN, Polri, dan TNI yang berfokus pada pemberantasan narkoba. Pada Agustus 2020, ia dilantik sebagai Ketua DPD Jawa Tengah organisasi tersebut, dan mendapat apresiasi langsung dari Deputi Pemberantasan BNN saat itu, Irjen Polisi Arman Depari.
“Ia adalah jurnalis muda yang pintar berorganisasi, sosok seperti dia sangat dibutuhkan untuk memimpin organisasi dinamis seperti GMDM,” ujar Arman.
Pemimpin Redaksi CNN Indonesia, Titin Rosmasari, menyatakan bahwa pihaknya telah membebastugaskan Damar Sinuko dari aktivitas jurnalistik hingga kasus ini diselidiki lebih lanjut. (CC02)
