Panduga.id
  • Home
  • Breaking News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • Politik
  • Berita Eksklusif
  • Lainnya
    • Viral
    • UMKM
    • Teknologi
    • Kesehatan
    • Pilkada
    • Bisnis
No Result
View All Result
  • Home
  • Breaking News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • Politik
  • Berita Eksklusif
  • Lainnya
    • Viral
    • UMKM
    • Teknologi
    • Kesehatan
    • Pilkada
    • Bisnis
No Result
View All Result
Panduga.id
No Result
View All Result
Home Daerah

29 Saksi Sudah Diperiksa Polisi Soal Bully Dokter Aulia, Tapi Tak Ada Satupun Senior

CC-02 by CC-02
15 September 2024
in Daerah
0
dokter bunuh diri

Mendiang Dokter Aulia Risma Lestari

0
SHARES
1
VIEWS
Share on WhatsApp

PANDUGA.ID, SEMARANG – Kasus perundungan yang menimpa dr. Aulia Risma Lestari, peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi di Universitas Diponegoro (Undip) dan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Kariadi, Semarang, kini memasuki tahap penyelidikan yang lebih mendalam. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Artanto, menyatakan bahwa pengakuan dari pihak Undip dan RSUP Kariadi terkait adanya praktik perundungan terhadap dr. Aulia akan mempercepat proses investigasi.

“Pernyataan dari Undip dan RSUP Kariadi bisa menjadi petunjuk penting bagi penyidik untuk memperdalam penyelidikan dan mempermudah pembuktian dalam kasus ini,” jelas Kombes Artanto saat dihubungi, Sabtu (14/9/2024).

Penyelidikan kasus ini dilakukan setelah Nuzmatun Malinah, ibunda mendiang dr. Aulia, melaporkan dugaan tindak pidana berupa penghinaan, pemerasan, dan perbuatan tidak menyenangkan yang dialami putrinya selama menempuh PPDS Anestesi di RSUP Kariadi. Laporan tersebut disampaikan ke Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Tengah pada Rabu (4/9/2024).

Hingga saat ini, penyidik telah memeriksa sebanyak 29 saksi, termasuk keluarga korban, staf dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek). Selain itu, beberapa teman seangkatan korban, pihak yang pernah berkomunikasi dengan korban selama pendidikan, serta bendahara angkatan PPDS juga turut diperiksa. “Kami memulai dari teman seangkatan korban, sementara para seniornya akan dipanggil untuk pemeriksaan selanjutnya,” tambah Artanto.

Sementara itu, Kuasa Hukum Universitas Diponegoro, Kairul Anwar, menyatakan bahwa pihak rektorat Undip bersikap kooperatif dalam penyelesaian kasus ini. Ia menegaskan bahwa kampus telah mendorong para mahasiswa PPDS untuk mengikuti proses hukum dan memenuhi panggilan kepolisian. “Saat ini, sudah ada tujuh mahasiswa PPDS yang diperiksa. Kami berharap proses hukum berjalan dengan lancar, dan hasil terbaik kita serahkan kepada aparat penegak hukum,” ujar Kairul.

Terkait dengan adanya pungutan iuran di kalangan mahasiswa PPDS, Kairul membenarkan hal tersebut. Menurutnya, pungutan tersebut merupakan tradisi dari masa ke masa untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa selama masa pendidikan. “Iuran ini memang sudah menjadi kebiasaan, di mana junior akan mengikuti kebijakan yang sama dengan senior mereka,” jelasnya.

Kasus ini juga mendapatkan perhatian dari Anggota Komisi IX DPR RI, Irma Suryani, yang melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke RSUP Kariadi dan Undip pada Jumat (13/9/2024). Dalam sidak tersebut, Irma menemukan adanya praktik perundungan di lingkungan pendidikan PPDS Anestesi.

Kasus perundungan yang dialami dr. Aulia Risma pertama kali mencuat setelah ia ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya di kawasan Lempongsari, Gajahmungkur, Semarang, pada Senin (12/8/2024). Saat ini, Polrestabes Semarang masih menyelidiki penyebab kematian dr. Aulia, sementara dugaan adanya perundungan, penghinaan, dan pemerasan selama masa pendidikan masih terus diinvestigasi oleh Polda Jawa Tengah. (CC02)

Tags: aulia rismaaulia risma lestaribullydokter auliappds
Previous Post

Kasus Bully dr. Aulia Risma: Pengakuan Undip dan RSUP Kariadi Permudah Proses Penyelidikan

Next Post

Jalur Pantura Jadi Rute Utama Distribusi Rokok Ilegal

Related Posts

Sekolah tingkat SD di Kulon Progo DIY ada yang hanya mendapat 1 siswa (dok. istimewa)
Daerah

Sepi Murid, SDN 10 Krandegan Hanya Dapat 2 Siswa Baru

16 Juli 2025
Ilustrasi mayat atau jenazah (dok. istimewa)
Daerah

Mayat Pria Penuh Luka Ditemukan di Penggilingan Batu Purbalingga, Polisi Duga Korban Dianiaya

13 Juli 2025
Pencurian kotak amal di Magelang dan Sleman (dok. Polres Magelang)
Daerah

Polisi Tangkap Spesialis Pencuri Kotak Amal di Magelang, Sudah Beraksi di 14 Lokasi Termasuk Sleman

10 Juli 2025
Embun beku di dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah (dok. istimewa)
Daerah

Nyess, Embun Es Kembali Muncul di Dieng, Suhu Turun Hingga 0 Derajat Celsius

10 Juli 2025
Next Post
Rokok ilegal. (Dok/Ist)

Jalur Pantura Jadi Rute Utama Distribusi Rokok Ilegal

Jadwal Sholat

Tentang Kami

Panduga.id

Panduga.id adalah media digital Indonesia yang berpedoman pada Kode Etik Jurnalistik dan Pedoman Pemberitaan Media Siber yang diatur oleh Pemerintah Indonesia.

“Sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bermanfaat untuk manusia lain”
Pimpinan Redaksi – Agung Wisnu

Berita Terkini

  • Hasto Kristiyanto Jalani Sidang Vonis Besok, Elite PDIP Optimistis Divonis Bebas
  • Ganti Logo Jelang Kongres PSI di Solo, Gajah Kepala Merah Pengganti Mawar, Lawan Kuat Banteng?
  • Viral Domba dengan Corak Lafaz Allah, Pedagang di Temanggung: “Belum Saya Lepas, Masih Sayang”
  • Sepi Murid, SDN 10 Krandegan Hanya Dapat 2 Siswa Baru
  • “Laptop Skripsiku Hilang di Bus Rosalia Indah”: Cerita Tabita yang Viral Usai Kehilangan Barang Berharga Saat Perjalanan Solo–Malang

Panduga Video

  • Iklan
  • Karir
  • Contact Us
  • Redaksi

Copyright: @ 2025 Panduga.id. All right reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Breaking News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • Pilkada
  • Berita Eksklusif
  • UMKM
  • Viral
  • Politik
  • Kesehatan
  • Teknologi
  • Bisnis

Copyright: @ 2025 Panduga.id. All right reserved