PANDUGA.ID, SOLO – Profil Kasmudjo, dosen pembimbing akademik Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat berkuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM), kembali menarik perhatian. Namanya disorot di tengah polemik dugaan ijazah palsu milik Presiden ketujuh RI tersebut.
Isu ini bahkan sudah memasuki persidangan. Pengadilan Negeri (PN) Solo menggelar sidang perdana pada Kamis (24/4/2025), setelah gugatan yang dilayangkan Muhammad Taufiq, anggota Tim Tolak Ijazah Palsu Usaha Gakpunya Malu (TIPU UGM).
Taufiq menggugat empat pihak sekaligus: Jokowi, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Solo, SMA Negeri 6 Solo, dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia beralasan bahwa terdapat penyimpangan prinsip-prinsip hukum, hak asasi manusia, dan demokrasi dalam verifikasi ijazah tersebut.
Dalam gugatannya, Taufiq menyebut KPU Kota Surakarta seharusnya memverifikasi dokumen asli, bukan hanya fotokopi legalisir. Ia juga mempersoalkan bahwa SMAN 6 Solo baru berdiri pada 1986, sementara Jokowi seharusnya merupakan lulusan SMPP (Sekolah Menengah Pembangunan Persiapan).
Di tengah kontroversi itu, sosok Kasmudjo menjadi perhatian. Ia selama ini banyak diberitakan sebagai dosen pembimbing skripsi Jokowi, namun Kasmudjo meluruskan fakta tersebut.
“Banyak wartawan salah menulis. Yang benar, saya dosen pembimbing akademiknya,” ungkap Kasmudjo, dikutip dari laman resmi UGM, Jumat (25/4/2025).
Kasmudjo membimbing Jokowi sepanjang masa kuliahnya di Fakultas Kehutanan UGM, 1980-1985. Ia mengenang Jokowi sebagai mahasiswa yang disiplin, teliti, dan rajin.
“Sosok Jokowi yang saya kenal memang seperti itu. Dia juga sering pulang-pergi Solo-Yogyakarta untuk membantu usaha mebel keluarganya,” kenang Kasmudjo.
Kasmudjo menambahkan, ia tetap menjaga hubungan baik dengan Jokowi hingga kini. Ia mengaku beberapa kali diundang dalam acara-acara penting, seperti saat Jokowi menghadiri acara di UGM maupun dalam pernikahan anak-anaknya.
“Pernah dua kali saya menghadiri pernikahan anaknya atas undangan beliau,” tuturnya.(CC-01)