PANDUGA.ID, BOGOR – Sebuah video yang menunjukkan aksi pemukulan brutal dalam turnamen basket antarsekolah di Kota Bogor viral di media sosial. Dalam video tersebut, seorang pemain dari SMP di Cibinong tiba-tiba memukul lawannya dari SMP di Kota Bogor saat pertandingan berlangsung. Insiden ini memicu keributan di lapangan, sehingga pertandingan harus dihentikan.
Perbasi Beri Sanksi Berat
Ketua Perbasi Kota Bogor, Destyono, mengutuk aksi kekerasan ini dan meminta panitia serta pengawas pertandingan melakukan investigasi. Perbasi juga memastikan bahwa pelaku pemukulan tidak boleh bermain lagi di Kota Bogor.
“Di peraturan Perbasi itu sanksinya jelas, pemain tersebut tidak boleh main, blacklist, khususnya di Kota Bogor,” ujar Destyono, Jumat (21/2).
Investigasi Perbasi mengungkap bahwa pelaku pemukulan adalah pemain berinisial RCH, sedangkan korban berinisial AM. Insiden ini terjadi dalam turnamen pada 17 Februari 2025.
Sanksi Diperberat: Dilarang Bermain Basket di Seluruh Indonesia
Setelah investigasi lebih lanjut, Pengurus Pusat Perbasi memutuskan untuk menjatuhkan sanksi lebih berat kepada RCH. Ketua Umum Perbasi, Budisatrio Djiwandono, mengumumkan bahwa RCH dilarang bermain basket selama dua tahun di seluruh Indonesia, bukan hanya di Kota Bogor.
“Kami memutuskan untuk memberikan sanksi larangan bermain basket selama dua tahun di seluruh wilayah Indonesia, bukan cuma di Bogor,” kata Budisatrio dalam konferensi pers di Gedung Indonesia Arena, Jakarta Pusat, Minggu (23/2).
Keputusan ini lebih berat dari rekomendasi awal yang hanya melarang RCH bermain di Kota Bogor selama satu tahun.
“Setelah Perbasi turun dan melihat secara keseluruhan, pertandingan sebenarnya sudah dijalankan dengan baik oleh wasit. Namun, kami menegaskan bahwa tidak ada ruang untuk kekerasan di olahraga bola basket,” tegasnya.
Harapan Perbasi: Tidak Ada Ruang untuk Kekerasan
Perbasi berharap sanksi ini menjadi pelajaran bagi semua pihak, baik pemain, pelatih, maupun penyelenggara kompetisi, agar kekerasan tidak lagi terjadi dalam dunia olahraga.
“Tidak ada ruang untuk kekerasan di olahraga bola basket, tidak ada ruang untuk bullying,” pungkas Budisatrio.(CC-01)