PANDUGA.ID, JAKARTA – Sidang lanjutan kasus penembakan bos rental mobil, Ilyas Abdurrahman, kembali digelar di Pengadilan Militer II-08 Jakarta pada Selasa (18/2/2025). Sidang kedua ini menjadi momen penting dengan hadirnya anak korban, Agam Muhammad Nasrudin dan Rizky Agam Syahputra, yang memberikan kesaksian terkait peristiwa tragis di rest area KM 45 Tol Tangerang-Merak.
“Sidang dimulai pukul 09.00 WIB dengan agenda pemeriksaan enam saksi,” ujar Kepala Oditurat Militer II-07 Jakarta, Kolonel Kum Riswandono Hariyadi, dalam keterangannya kepada media.
Selain kedua anak korban, empat saksi lain juga dijadwalkan hadir, yaitu Muhammad Isra dan Samsul Bahri alias Acung, Samsul Bahri alias Jenggot, Samsul Bahri alias Agus.
Terdakwa Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana
Pada sidang perdana, Oditur Militer Jakarta mendakwa dua anggota TNI Angkatan Laut (AL), yaitu:
- Kelasi Kepala (KLK) Bambang Apri Atmojo
- Sersan Satu (Sertu) Akbar Adli
Keduanya didakwa dengan Pasal 340 KUHP jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP, subsider Pasal 338 KUHP jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP, dengan ancaman pidana mati, penjara seumur hidup, ataupun penjara maksimal 20 tahun.
“Berpendapat, bahwa perbuatan para terdakwa Bambang Apri Atmojo dan Akbar Adli telah memenuhi unsur-unsur tindak pidana,” ujar Oditur Militer Mayor Chk Gori Rambe dalam sidang yang digelar di Pengadilan Militer II-08 Jakarta, Cakung, Jakarta Timur, pada Senin (10/2/2025).
Anak korban penembakan Ilyas Abdurrahman, Agam Muhammad Nasrudin, memberikan kesaksian detik-detik saat ayahnya tertembak di Rest Area KM 45.
“Awalnya saya melihat Pak Ramli, lalu ada yang teriak di dalam Indomaret ‘ada yang terkena tembak’,” kata Agam di ruang sidang Pengadilan Militer II-08, Cakung, Jakarta Timur.
Agam menyesalkan penembakan yang merenggut nyawa ayahnya. Sebab, kata dia, mereka sudah mencoba mengajak terdakwa untuk membicarakan masalah ini secara baik-baik.
“Setega itu Pak, padahal ayah saya cuma memenuhi haknya saja, Pak,” ujar Agam.
Peran Masing-Masing Terdakwa
Selain dua terdakwa utama, satu anggota TNI AL lainnya, Sertu Rafsin Hermawan, dijerat dengan Pasal 480 KUHP tentang penadahan karena terlibat dalam penggelapan mobil, tetapi tidak dalam pembunuhan berencana.
Dalam dakwaan, terungkap bahwa:
- Bambang Apri Atmojo bertugas mencari informasi mengenai mobil yang dijual leasing.
- Akbar Adli berperan sebagai perantara pembeli.
- Rafsin Hermawan bertindak sebagai pembeli, dengan rencana menggunakan mobil tersebut untuk keperluan pribadi.
Kasus ini masih terus bergulir di Pengadilan Militer, dan publik menantikan putusan terhadap para terdakwa.(CC-01)