PANDUGA.ID, SEMARANG – Identitas wartawan yang diduga melakukan intimidasi terhadap keluarga GRO, seorang pelajar SMKN 4 Semarang yang tewas akibat penembakan oleh oknum polisi, akhirnya terungkap. Wartawan tersebut adalah Damar Sinuko, yang diketahui bekerja untuk CNN Indonesia di wilayah Kota Semarang dan sekitarnya.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Informasi ini pertama kali muncul melalui unggahan akun media sosial X (sebelumnya Twitter) @Jateng_Twit.
“Wartawan CNN atas nama Damar Sinuko ikut intimidasi dan suruh keluarga korban penembakan polisi di Semarang bikin pernyataan damai,” bunyi kutipan postingan akun @Jateng_Twit.
Dalam postingan akun itu juga merepost kabar kematian Gamma Rizky Oktavandy yang tewas ditembak anggota Satres Narkoba Polrestabes Semarang bernama Aipda Robig.
CNN Indonesia kemudian mengonfirmasi melalui pernyataan resmi bahwa Damar Sinuko merupakan salah satu jurnalis mereka yang bertugas di wilayah tersebut.
Pemimpin Redaksi CNN Indonesia, Titin Rosmasari, menyatakan bahwa pihaknya sedang melakukan investigasi menyeluruh terkait dugaan keterlibatan Damar dalam kasus ini.
“Membaca/mendengar berbagai pertanyaan dan laporan mengaitkan dugaan salah seorang jurnalis kami di Semarang dengan kasus terbunuhnya siswa SMK di Semarang,” tulis Titin dalam keterangan resminya.
Dia juga membenarkan bahwa Damar Sinuko merupakan jurnalis CNN Indonesia yang bertugas di Kota Semarang.
“Segera setelah munculnya pemberitaan di atas, kami melakukan investigasi internal untuk memeriksa kebenaran dugaan tersebut. Pada saat yang sama jurnalis yang dilaporkan dibebastugaskan dari kegiatan jurnalistik apapun hingga diambilnya keputusan lebih lanjut,” katanya.
Titin memastikan investigasi yang dilakukan akan berjalan adil dan berimbang, termasuk menghubungi pihak terkait seperti jaringan jurnalis dan keluarga korban di Semarang.
“Kode Etik Jurnalistik adalah penjuru awak CNN Indonesia dalam tugas. Pelanggaran dalam bentuk apapun dapat berakibat sanksi. Terima kasih perhatian dan kesabaran Ibu/Bapak memberi kami kesempatan menuntaskan proses internal ini,” tutupnya. (CC02)
