PANDUGA.ID, KARANGANYAR – Sebanyak lima siswa SMP Negeri 1 Tawangmangu harus dirujuk ke RSUD Karanganyar setelah mengalami gejala dehidrasi berat akibat diduga keracunan makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Sebelumnya, total 63 siswa dari dua sekolah—yakni SD Negeri 3 Ngeblak dan SMP Negeri 1 Tawangmangu—dilaporkan mengalami gejala serupa setelah menyantap menu MBG.
Kepala Puskesmas Tawangmangu, dr. Sulistyo Wibowo, mengatakan para siswa mengalami keluhan seperti mual, muntah, nyeri perut, lemas, dan pusing usai makan siang dari program MBG.
“Kurang lebih empat atau lima tadi terpaksa kita rujuk ke RSUD Karanganyar, karena satu dehidrasinya agak banyak. Sudah kita tangani juga,” ujar dr. Sulistyo saat dihubungi, Kamis (9/10/2025).
Puskesmas Tawangmangu Penuh, Siswa Dirujuk untuk Penanganan Lanjutan
Sulistyo menjelaskan, kondisi Puskesmas Tawangmangu yang penuh membuat beberapa siswa harus dirujuk untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut di rumah sakit.
“Di sini kan masih banyak pasien. Kalau khawatir tempatnya kurang, makanya sebagian kita rujuk,” jelasnya.
Dari hasil pemeriksaan awal, sebagian besar siswa mengalami gejala keracunan makanan dengan tanda-tanda khas seperti mual dan muntah berulang. Kejadian bermula sekitar pukul 10.30 WIB untuk siswa SD, dan sekitar pukul 12.30 WIB untuk siswa SMP.
Kondisi Sebagian Siswa Mulai Membaik
Dokter Sulistyo menyampaikan, kondisi sebagian besar siswa SD sudah mulai membaik dan beberapa di antaranya telah diperbolehkan pulang.
“Yang SD kondisinya membaik, sudah sebagian kita pulangkan. Ada juga enam siswa yang sementara kita tempatkan di klinik sekitar untuk penanganan tambahan,” katanya.
Pihak Puskesmas juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar untuk menelusuri sumber makanan yang menyebabkan keracunan tersebut.
Pemeriksaan Sampel dan Evaluasi Program MBG
Menindaklanjuti kejadian ini, tim kesehatan bersama kepolisian dan Dinas Pendidikan tengah melakukan pemeriksaan sampel makanan MBG yang dikonsumsi para siswa. Sampel makanan tersebut akan diuji di laboratorium untuk memastikan penyebab pasti keracunan.
Pemerintah Kabupaten Karanganyar berencana melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program MBG, termasuk sistem distribusi, kebersihan dapur, dan penyimpanan bahan makanan agar kasus serupa tidak terulang.(CC-01)