PANDUGA.ID, SEMARANG – Warga RT 07 RW 01 Kelurahan Bendan Ngisor, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, secara terbuka menyatakan penolakan terhadap keberadaan Juladi Boga Siagian (54), ayah dari siswi SD yang sempat viral karena harus berangkat sekolah melewati pinggir sungai akibat akses rumahnya diblokade.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Penolakan itu disampaikan warga melalui spanduk yang terpasang di pagar jalan masuk menuju tempat tinggal Juladi, pada Senin (4/8/2025). Dalam spanduk tersebut tertulis permintaan agar Juladi segera pindah dari lingkungan tersebut.
“Warga RT 07/RW01 Kelurahan Bendan Ngisor menolak warga atas nama Juladi Boga Siagian. Warga mengimbau untuk yang bersangkutan dapat segera pindah,” demikian bunyi tulisan pada spanduk.
Ketua RT setempat, Sugito, membenarkan bahwa keresahan warga sudah dituangkan dalam sebuah petisi yang ditandatangani oleh 21 orang, tertanggal 3 Agustus 2025. Petisi tersebut memuat delapan poin keberatan terhadap perilaku Juladi selama tinggal di lingkungan tersebut.
Beberapa poin yang dikeluhkan warga antara lain aktivitas menimbun dan menjemur sampah yang menimbulkan bau tidak sedap, melepasliarkan anjing peliharaan, hingga melakukan tuduhan tanpa bukti terhadap warga lain. Juladi juga dinilai tidak aktif dalam kegiatan sosial dan disebut pernah mengancam tetangga.
“Ada keresahan warga, seperti memelihara anjing yang diliarkan dan soal sampah. Iya, itu (spanduk) kehendak warga, ada petisi juga,” kata Sugito saat ditemui di rumahnya.
Warga berharap agar Lurah Bendan Ngisor segera turun tangan dan mengambil tindakan tegas untuk mencegah konflik yang dikhawatirkan bisa terjadi.
Juladi Siagian Bantah Tuduhan Warga
Menanggapi penolakan tersebut, Juladi mengaku terkejut. Ia menduga permasalahan yang ia alami tidak terlepas dari konflik terkait dugaan penyerobotan tanah yang sedang ia perjuangkan secara hukum.
“Kenapa masalah personal digabungkan dengan masalah penyerobotan tanah. Dari awal Sri Rejeki ini sudah melakukan intimidasi, cuma digabung-gabungkan dengan orang-orang yang mungkin sentimen atau gimana,” ujar Juladi kepada wartawan.
Ia membantah tuduhan bahwa dirinya menimbun sampah. Juladi menjelaskan bahwa ia hanya menjemur kertas basah dari kegiatan pengepulan barang bekas, aktivitas yang menurutnya juga dilakukan warga lain tanpa menimbulkan masalah.
Soal anjing peliharaan, Juladi mengklaim hewan-hewan tersebut tidak dibiarkan liar tanpa pengawasan. Ia juga menegaskan bahwa setiap malam, anjing-anjing itu dimasukkan ke dalam kandang.
Menanggapi tudingan tidak bersosialisasi, Juladi menyatakan bahwa ia tetap menjaga hubungan baik dengan sebagian warga sekitar.(CC-01)