PANDUGA.ID, BANJARNEGARA – Korban jiwa akibat bencana longsor di Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara kembali bertambah. Hingga Kamis (20/11/2025), total korban meninggal tercatat tiga orang, sementara 25 warga lainnya masih dalam pencarian oleh tim SAR gabungan.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Kepala BPBD Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan, menyampaikan bahwa satu korban terbaru bernama Tuwi berhasil ditemukan pada Rabu (19/11/2025) dalam kondisi meninggal dunia. Proses pencarian korban lain masih terus dilakukan di beberapa sektor terdampak.
“Korban sudah ditemukan, dan yang masih dalam pencarian ada 25,” kata Bergas saat dihubungi, Kamis (20/11/2025).
Ia menjelaskan bahwa jumlah pengungsi akibat longsor mencapai 934 orang yang berasal dari 335 kepala keluarga. Para pengungsi tersebar di empat titik posko, yaitu Kantor Kecamatan Pandanarum, GOR Desa Beji, Gedung Haji Desa Pringamba, dan Gedung Muhammadiyah, sementara sebagian lainnya mengungsi ke rumah kerabat.
BPBD Jateng juga mencatat kerusakan signifikan pada permukiman dan infrastruktur. Sebanyak 182 rumah rusak—128 kategori ringan dan 54 rusak berat. Kerusakan juga terjadi pada jalan desa sepanjang 800 meter, jaringan listrik, saluran irigasi 670 meter, satu unit bendung, dan jaringan perpipaan. Dampak ekonomi turut mencakup matinya hewan ternak, rusaknya warung, lahan pertanian, serta kerusakan terhadap masjid dan mushola.
Menurut Bergas, kebutuhan mendesak para pengungsi meliputi popok balita, perlengkapan mandi, pakaian, susu dan makanan anak, hygiene kit, antiseptik, alas tidur, peralatan kebersihan, serta alat pelindung diri seperti sepatu boot dan sarung tangan. Pendampingan psikososial juga diperlukan mengingat tingginya dampak trauma pada warga.
Sementara itu, Kepala Kantor Basarnas Semarang, Budiono, menjelaskan bahwa korban bernama Tuwi ditemukan di sektor A.1 setelah posisinya berhasil dilacak oleh anjing pelacak bernama Citeng. Korban berada pada kedalaman dua meter dan dievakuasi setelah proses pencarian intensif.
Pada sektor A.2, proses pencarian berlangsung lebih sulit. Ekskavator yang dikerahkan mengalami kendala karena tanah masih gembur dan beberapa kali mengalami amblas. Tim SAR gabungan bahkan harus memasang potongan batang pohon untuk membantu stabilisasi alat berat.
“Setelah enam jam upaya ekskavator menggali posisi, korban akhirnya ditemukan dan berhasil dievakuasi. Kondisi hujan gerimis membuat proses pencarian harus ekstra hati-hati,” jelas Budiono.
Masih terdapat dua titik di sektor A.2 yang diduga menjadi lokasi tertimbunnya korban lain. Basarnas telah merilis daftar 25 nama warga yang masih dalam pencarian.
Korban meninggal yang telah ditemukan hingga saat ini yakni Luwih, Darti, dan Tuwi.
Upaya pencarian melibatkan 521 personel dari BNPB, BPBD provinsi dan kabupaten, TNI-Polri, tenaga kesehatan, PMI, relawan SAR, ormas, komunitas, serta relawan dari berbagai daerah seperti Klaten, Wonosobo, Kebumen, Jepara, dan Pekalongan.(CC-01)






Discussion about this post