Panduga.id
  • Home
  • Breaking News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • Politik
  • Berita Eksklusif
  • Lainnya
    • Viral
    • UMKM
    • Teknologi
    • Kesehatan
    • Pilkada
    • Bisnis
No Result
View All Result
  • Home
  • Breaking News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • Politik
  • Berita Eksklusif
  • Lainnya
    • Viral
    • UMKM
    • Teknologi
    • Kesehatan
    • Pilkada
    • Bisnis
No Result
View All Result
Panduga.id
No Result
View All Result
Home Nasional

Indonesia Alami Kemarau Basah hingga Oktober 2025, BMKG: Curah Hujan di Atas Normal

CC-01 by CC-01
9 Juli 2025
in Nasional
0
Banjir (dok. istimewa)

Banjir (dok. istimewa)

0
SHARES
0
VIEWS
Share on WhatsApp

PANDUGA.ID, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia tengah mengalami fenomena kemarau basah, yaitu kondisi curah hujan yang tetap tinggi meskipun telah memasuki musim kemarau.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyatakan bahwa anomali curah hujan ini diperkirakan akan terus terjadi hingga Oktober 2025.

“Hasil prediksi curah hujan bulanan menunjukkan bahwa anomali curah hujan yang sudah terjadi sejak Mei 2025 akan terus berlangsung dengan kondisi curah hujan di atas normal di sebagian besar wilayah Indonesia hingga Oktober 2025,” ujar Dwikorita dalam keterangannya, Jumat (4/7/2025).

Apa Itu Kemarau Basah?

Kemarau basah merupakan fenomena cuaca tidak biasa di mana hujan tetap turun dengan intensitas cukup tinggi, meski periode musim kemarau sedang berlangsung. Dalam kondisi normal, musim kemarau identik dengan cuaca cerah dan kering, namun kali ini kelembaban udara tetap tinggi yang menyebabkan hujan lebat masih sering terjadi.

BMKG mencatat bahwa kondisi ini disebabkan oleh anomali iklim serta beberapa fenomena atmosfer yang saling berinteraksi dan mengganggu pola cuaca normal di Indonesia.

Penyebab Kemarau Basah 2025

Menurut BMKG, ada beberapa faktor utama penyebab kemarau basah tahun ini, di antaranya:

  • Melemahnya Monsun Australia, yang biasanya membawa udara kering ke wilayah Indonesia.

  • Suhu muka laut yang tetap hangat di selatan Indonesia, meningkatkan penguapan dan kelembaban udara.

  • Aktifnya gelombang atmosfer tropis, seperti:

    • Madden Julian Oscillation (MJO)

    • Gelombang Kelvin

    • Rossby Ekuator

  • Labilitas atmosfer yang tinggi, memicu terbentuknya awan hujan secara cepat.

  • Konvergensi angin di wilayah barat dan selatan Jawa, yang mendorong naiknya uap air ke atmosfer.

Fenomena-fenomena tersebut bekerja sama menciptakan kondisi cuaca lembab dan tidak stabil, sehingga curah hujan meningkat secara signifikan meski seharusnya musim kemarau sudah berlangsung.

Dampak dan Imbauan BMKG

BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang bisa terjadi di tengah kondisi kemarau basah, seperti hujan lebat, angin kencang, hingga banjir lokal.

“Masyarakat diminta untuk terus memantau informasi prakiraan cuaca dari BMKG dan waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi,” kata Dwikorita.

BMKG juga meminta perhatian khusus dari para petani, pengelola bendungan, dan pemerintah daerah agar menyesuaikan jadwal tanam dan pengelolaan air secara adaptif terhadap cuaca yang tidak menentu.(CC-01)

Tags: anomali iklimbmkgcuaca ekstrem indonesiacurah hujan tinggigelombang Kelvinkemarau basah 2025MJO Indonesiamusim kemarau hujan
Previous Post

Misteri 39 Peluru di Kios Semarang Terungkap, Kasatreskrim: Milik Polisi yang Sudah Meninggal

Next Post

KCIC Mengaku Tak Sanggup Bangun Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Direktur: Mahal

Related Posts

Kombes Artanto, Kabidhumas Polda Jateng (dok. istimewa)
Nasional

Dua Oknum Polisi Pekalongan Diduga Tipu Warga Rp 2,6 Miliar dengan Modus Janji Lolos Akpol, Segera Jalani Sidang Etik

25 Oktober 2025
Ilustrasi ibadah umroh (dok. istimewa)
Breaking News

Pemerintah Resmi Legalkan Umrah Mandiri, Pelaku Travel Ibadah Syok dan Khawatir Gulung Tikar

25 Oktober 2025
RSUP Prof. dr. I.G.N.G Ngoerah Denpasar Bali
Nasional

RSUP Prof Ngoerah Kembalikan Koas Terduga Pembuat Komentar Tidak Pantas ke Universitas Udayana

20 Oktober 2025
Personel Gegana Brimob sedang melakukan monitoring cemaran radioaktif di Kawasan Industri Modern Cikande Jawa Barat (dok. CNBC)
Breaking News

Kontaminasi Radioaktif di Kawasan Industri Modern Cikande Berujung Dugaan Pemerasan Oknum Gegana Brimob

19 Oktober 2025
Next Post
Kereta Cepat Whoosh (dok. istimewa)

KCIC Mengaku Tak Sanggup Bangun Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Direktur: Mahal

Discussion about this post

Tentang Kami

Panduga.id

Panduga.id adalah media digital Indonesia yang berpedoman pada Kode Etik Jurnalistik dan Pedoman Pemberitaan Media Siber yang diatur oleh Pemerintah Indonesia.

“Sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bermanfaat untuk manusia lain”
Pimpinan Redaksi – Agung Wisnu

Berita Terkini

  • Joy Ananda Putra Sianipar Oknum Gegana Brimob Diduga Peras Perusahaan Terkontaminasi Radioaktif di Kawasan Industri Cikande
  • Dua Oknum Polisi Pekalongan Diduga Tipu Warga Rp 2,6 Miliar dengan Modus Janji Lolos Akpol, Segera Jalani Sidang Etik
  • Pemerintah Resmi Legalkan Umrah Mandiri, Pelaku Travel Ibadah Syok dan Khawatir Gulung Tikar
  • Tol Pejagan–Cilacap Siap Dibangun 2029, Pangkas Waktu Tempuh Purwokerto–Pejagan Jadi 1 Jam
  • Guru SMAN 11 Semarang Diduga Jadi Korban Pelecehan Digital Chiko Radityatama

Panduga Video

  • Iklan
  • Karir
  • Contact Us
  • Redaksi

Copyright: @ 2025 Panduga.id. All right reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Breaking News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • Pilkada
  • Berita Eksklusif
  • UMKM
  • Viral
  • Politik
  • Kesehatan
  • Teknologi
  • Bisnis

Copyright: @ 2025 Panduga.id. All right reserved