PANDUGA.ID, BOGOR – Majelis Ulama Indonesia (MUI) angkat bicara terkait penggerebekan pesta gay di kawasan Megamendung, Puncak, Bogor, Jawa Barat. MUI menyebut kegiatan tersebut sebagai perilaku menyimpang dan memalukan yang harus ditindak secara tegas oleh aparat hukum.
“MUI menyampaikan ucapan terima kasih kepada aparat yang telah menggerebek pesta gay di Puncak Bogor karena hal ini jelas-jelas merupakan perbuatan menyimpang dan memalukan yang harus ditindak,” ujar Wakil Ketua MUI Anwar Abbas, Rabu (24/6).
MUI: Jika Dibiarkan, Populasi Manusia Bisa Punah
Lebih lanjut, Anwar Abbas mengajak peserta pesta gay tersebut untuk menyadari kesalahan mereka dan kembali menjalani kehidupan yang sehat dan sesuai nilai kemanusiaan. Ia bahkan menilai praktik hubungan sesama jenis dapat berdampak pada kepunahan populasi manusia dalam jangka panjang.
“Mereka harus sadar bahwa apa yang mereka lakukan adalah perbuatan antimanusia dan antikemanusiaan. Kalau semua orang kawin dengan sesama jenis, dalam waktu 100–150 tahun ke depan, umat manusia bisa punah,” tegasnya.
Polisi Gerebek Pesta Gay Berkedok Family Gathering
Seperti diberitakan sebelumnya, Polres Bogor menggerebek pesta gay berkedok acara family gathering di sebuah vila di Megamendung, Puncak. Dalam penggerebekan tersebut, 75 peserta diamankan, dengan rentang usia antara 21 hingga 50 tahun.
Kasat Reskrim Polres Bogor, AKP Teguh Kumara, mengatakan bahwa saat ini empat orang penyelenggara tengah diperiksa untuk dimintai pertanggungjawaban. Sebanyak 30 dari 75 peserta dinyatakan reaktif HIV dan sifilis, berdasarkan hasil pemeriksaan kerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor.
“Saat ini kami masih mendalami keterangan para penyelenggara untuk proses hukum lebih lanjut,” ujar Teguh.
Harapan untuk Kesadaran dan Penegakan Hukum
MUI berharap aparat terus melakukan pengawasan dan penindakan terhadap praktik yang dinilai menyimpang dan meresahkan masyarakat, serta mendorong para pelaku untuk tidak mengulangi perbuatannya.
“Perbuatan ini tidak bisa dipertanggungjawabkan secara moral dan sosial. Kita harapkan mereka benar-benar sadar dan meninggalkan kebiasaan buruk itu,” tutup Anwar Abbas.(CC-01)