PANDUGA.ID, JAKARTA – Wilmar Group, raksasa agribisnis sawit asal Singapura yang juga dikenal sebagai produsen minyak goreng merek Sania dan Fortune, kembali menjadi sorotan publik. Bukan karena produk atau ekspansi bisnisnya, melainkan akibat lima anak usaha Wilmar yang resmi menjadi terdakwa dalam kasus dugaan korupsi ekspor crude palm oil (CPO) atau bahan baku minyak goreng.
Kejaksaan Agung (Kejagung) Republik Indonesia telah menyita uang senilai Rp 11.880.351.802.619 dari Wilmar Group dalam perkara ini. Jumlah fantastis ini menjadi salah satu penyitaan terbesar dalam sejarah penanganan tindak pidana korupsi sektor agribisnis di Indonesia.
Lima Anak Usaha Wilmar Jadi Terdakwa
Kelima entitas korporasi di bawah bendera Wilmar Group yang didakwa terlibat dalam skandal korupsi ekspor CPO adalah:
-
PT Multimas Nabati Asahan
-
PT Multinabati Sulawesi
-
PT Sinar Alam Permai
-
PT Wilmar Bioenergi Indonesia
-
PT Wilmar Nabati Indonesia
Direktur Penuntutan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Dirtut Jampidsus), Sutikno, menyatakan bahwa nilai kerugian negara dalam perkara ini dihitung oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) bersama para ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM).
“Kerugian itu terdiri dari kerugian keuangan negara, illegal gain, dan kerugian terhadap perekonomian negara,” ungkap Sutikno dalam konferensi pers, Selasa (17/6/2025).
Dari Ruko ke Raksasa Sawit Global
Wilmar Group bukan nama asing di dunia agribisnis. Perusahaan ini didirikan tahun 1991 oleh dua nama besar: Kuok Khoon Hong, taipan asal Malaysia, dan Martua Sitorus, pengusaha Indonesia. Mereka memulai dari Wilmar Trading Pte Ltd di Singapura dengan hanya lima karyawan dan modal awal SGD 100.000.
Tak butuh waktu lama, Wilmar mendirikan perkebunan kelapa sawit pertamanya di Sumatera Barat lewat PT Agra Masang Perkasa. Sejak itu, ekspansi besar-besaran dilakukan ke Sumatera Utara, Riau, hingga Kalimantan, bahkan ke Afrika Barat dan Uganda.
Pemain Utama Minyak Goreng Dunia
Kini, Wilmar menguasai 232.053 hektar lahan sawit, dengan 65% berada di Indonesia. Wilayah operasional mencakup Sumatera, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah. Produk Wilmar akrab di dapur rumah tangga Indonesia, di antaranya:
-
Minyak goreng: Sania, Fortune, Sovia, Siip
-
Produk pangan: Tepung terigu, beras, mie instan, bumbu masak
-
Pupuk: Kapasitas produksi 1,2 juta metrik ton/tahun, khusus untuk sektor kelapa sawit
“Bisnis pupuk kami diarahkan untuk mendukung produksi kelapa sawit, sejalan dengan bisnis inti Wilmar,” tulis mereka dalam laporan resmi, dikutip Rabu (18/6/2025).(CC-01)