PANDUGA.ID, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkapkan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) menghasilkan sisa makanan (food waste) sebesar 1,1 hingga 1,4 juta ton per tahun. Angka ini berdasarkan kajian Bappenas tahun 2024, dan menunjukkan tantangan besar dalam pengelolaan limbah pangan di sekolah-sekolah.
Plt. Sekretaris Utama Bapanas, Sarwo Edhy, menjelaskan bahwa dari total sisa makanan tersebut, sekitar 451.000 hingga 603.000 ton termasuk dalam kategori edible food waste atau sisa makanan yang masih layak konsumsi.
“Dari jumlah tersebut, 451.000 sampai 603.000 ton merupakan edible food waste dan berpotensi untuk bisa diselamatkan sebagai pangan dan disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan,” ujar Sarwo saat ditemui di Gedung Bapanas, Jakarta Selatan, Selasa (27/5/2025).
Food Waste Bisa Jadi Kompos hingga Pakan Ternak
Selain bagian yang masih bisa dikonsumsi, terdapat pula 671.000 hingga 896.000 ton inedible food waste, yakni sisa makanan yang tidak dapat dikonsumsi manusia. Namun, menurut Sarwo, limbah tersebut masih bisa diolah menjadi produk bermanfaat, seperti:
-
Pakan ternak
-
Kompos
-
Pupuk lainnya
“Kalau pakan ternak sudah tidak memungkinkan lagi, takut ternaknya pada mati, bisa digunakan untuk kompos, pupuk, dan lainnya,” jelasnya.
Optimalisasi Ekonomi Sirkular: Tidak Ada Makanan yang Terbuang
Sarwo menegaskan pentingnya penerapan prinsip ekonomi sirkular 9R—Refuse, Rethink, Reduce, Reuse, Repair, Refurbish, Remanufacture, Repurpose, dan Recycle—untuk memastikan tidak ada makanan yang terbuang sia-sia dalam program MBG.
Ia mencontohkan bahwa makanan sisa, seperti kue berlebih, masih bisa dikemas ulang dan disalurkan ke kelompok masyarakat yang membutuhkan.
“Misalnya kita dapat empat kue, kita paling makan satu atau dua. Dua lainnya masih bagus, kita kemas lagi dan bagikan ke saudara-saudara di kolong jembatan atau pinggiran kota,” kata Sarwo.
Dengan langkah ini, edible food waste dapat disalurkan sebagai bantuan pangan, sedangkan inedible food waste dapat dimanfaatkan hingga tahap akhir, seperti menjadi pupuk—mewujudkan tujuan nol sampah makanan.
Penutup: Pemanfaatan Food Waste Bernilai Ekonomis
Sarwo menyebut bahwa sisa makanan dalam program MBG tidak hanya berdampak lingkungan, tapi juga memiliki nilai ekonomis apabila dikelola dengan benar.
“Dengan cara ini, sisa makanan bisa dimanfaatkan hingga ke tingkat paling bawah. Jadi, program ekonomi sirkular ini bisa tercapai dan tidak ada makanan yang terbuang sama sekali,” pungkasnya.(CC-01)