Panduga.id
  • Home
  • Breaking News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • Politik
  • Berita Eksklusif
  • Lainnya
    • Viral
    • UMKM
    • Teknologi
    • Kesehatan
    • Pilkada
    • Bisnis
No Result
View All Result
  • Home
  • Breaking News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • Politik
  • Berita Eksklusif
  • Lainnya
    • Viral
    • UMKM
    • Teknologi
    • Kesehatan
    • Pilkada
    • Bisnis
No Result
View All Result
Panduga.id
No Result
View All Result
Home Daerah

Dua Kasus Pembuangan Bayi di Semarang dalam Tiga Minggu

CC-02 by CC-02
26 Mei 2024
in Daerah
0
Bayi laki-laki yang dibuang di alan Tambra Dalam 11 RT 3 RW 11 Kelurahan Kuningan Kecamatan Semarang Utara, Senin (6/5/2024).

Bayi laki-laki yang dibuang di alan Tambra Dalam 11 RT 3 RW 11 Kelurahan Kuningan Kecamatan Semarang Utara, Senin (6/5/2024). (ist)

0
SHARES
1
VIEWS
Share on WhatsApp

PANDUGA.ID, SEMARANG – Polisi di Kota Semarang disibukkan dengan pengungkapan dua kasus buang bayi dalam tiga minggu terakhir.

Kedua kasus ini mengguncang warga setempat dan menambah daftar panjang kejahatan terhadap anak di kota tersebut.

Kasus pertama terjadi pada Senin (6/5/2024), di mana bayi laki-laki ditemukan dalam kondisi sehat di dalam ember depan sebuah rumah di Jalan Tambra Dalam, Kelurahan Kuningan, Kecamatan Semarang Utara.

Bayi tersebut kini dirawat oleh Dinas Sosial, sementara sang ibu yang merupakan pelaku pembuangan telah berhasil dibekuk oleh pihak kepolisian.

Kasus kedua lebih tragis, ditemukan pada Jumat (24/5/2024) di tong sampah depan kantor Permodalan Nasional Madani (PNM) Jalan Berlian 1, RT 3 RW 5, Kelurahan Mangunharjo, Tembalang.

Bayi laki-laki tersebut ditemukan sudah dalam kondisi tewas dengan tali pusar yang masih menempel.

Hingga kini, polisi masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku pembuangan bayi ini.

Kriminolog dari Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang, Bambang Joyo Supeno, menjelaskan bahwa para pelaku pembuangan bayi sering kali terhimpit oleh beragam desakan, baik moral, ekonomi, maupun agama.

“Pelaku nekat melakukan pembuangan bayi untuk mengurangi beban moralitas, ekonomi, dan stigma agama akibat hubungan ilegal,” kata Bambang pada Sabtu (25/5/2024).

Menurut Bambang, aspek kemiskinan sering menjadi pemicu utama dalam kasus pembuangan bayi.

Namun, jika pelaku memiliki gangguan kejiwaan, hal ini dapat memicu tindakan yang lebih ekstrem seperti pembunuhan bayi.

“Dalam teori kriminologi, pembunuhan bayi dipicu aspek kejiwaan karena khawatir tidak bisa merawat atau membiayai kehidupannya,” tambahnya.

Bambang juga menekankan pentingnya langkah-langkah pencegahan dengan memperkuat regulasi dan penindakan kasus kekerasan seksual.

Ia mengusulkan pembentukan satuan tugas (Satgas) di tingkat pemerintah daerah, mirip dengan aturan Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) di Perguruan Tinggi yang diatur melalui Permendikbudristek No. 30 Tahun 2021.

Psikolog RS Elisabeth Semarang, Probowatie Tjondronegoro, menyebut bahwa para pelaku buang bayi sering kali bertindak karena kondisi terdesak yang menutupi naluri mereka sebagai manusia.

“Pelaku overthinking tentang stigma sosial, takut dihukum lingkungan, sehingga naluri kasih sayang terhadap anak tertutupi,” ujarnya.

Menurut Probowatie, tindakan kriminal ini dapat memberikan dampak panjang terutama dalam segi psikologi pelaku.

Rasa bersalah dan trauma akan menghantui mereka seumur hidup, bahkan hukuman penjara tidak bisa menyembuhkan luka psikologis tersebut.

“Gangguan psikis seperti sering terjaga malam hari karena perasaan bersalah adalah cerita dari para pasien saya,” ungkapnya.

Probowatie juga mengungkapkan bahwa mayoritas pasiennya membuang bayi untuk tetap hidup, biasanya di tempat seperti panti asuhan atau pos satpam, bukan ke tempat yang berpotensi menyebabkan kematian.

Namun, dampaknya tetap merugikan baik bagi pelaku maupun bayi yang dibuang. (CC02)

Tags: buang bayipembuang bayisemarang
Previous Post

Kecelakaan Maut di Jalan Kemranjen-Sumpiuh, Dua Orang Tewas

Next Post

Griya Welas Asih Semarang: Jangan Buang Bayi, Kami Siap Menolong

Related Posts

Sekolah tingkat SD di Kulon Progo DIY ada yang hanya mendapat 1 siswa (dok. istimewa)
Daerah

Sepi Murid, SDN 10 Krandegan Hanya Dapat 2 Siswa Baru

16 Juli 2025
Ilustrasi mayat atau jenazah (dok. istimewa)
Daerah

Mayat Pria Penuh Luka Ditemukan di Penggilingan Batu Purbalingga, Polisi Duga Korban Dianiaya

13 Juli 2025
Pencurian kotak amal di Magelang dan Sleman (dok. Polres Magelang)
Daerah

Polisi Tangkap Spesialis Pencuri Kotak Amal di Magelang, Sudah Beraksi di 14 Lokasi Termasuk Sleman

10 Juli 2025
Embun beku di dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah (dok. istimewa)
Daerah

Nyess, Embun Es Kembali Muncul di Dieng, Suhu Turun Hingga 0 Derajat Celsius

10 Juli 2025
Next Post
buang bayi

Griya Welas Asih Semarang: Jangan Buang Bayi, Kami Siap Menolong

Jadwal Sholat

Tentang Kami

Panduga.id

Panduga.id adalah media digital Indonesia yang berpedoman pada Kode Etik Jurnalistik dan Pedoman Pemberitaan Media Siber yang diatur oleh Pemerintah Indonesia.

“Sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bermanfaat untuk manusia lain”
Pimpinan Redaksi – Agung Wisnu

Berita Terkini

  • Hasto Kristiyanto Jalani Sidang Vonis Besok, Elite PDIP Optimistis Divonis Bebas
  • Ganti Logo Jelang Kongres PSI di Solo, Gajah Kepala Merah Pengganti Mawar, Lawan Kuat Banteng?
  • Viral Domba dengan Corak Lafaz Allah, Pedagang di Temanggung: “Belum Saya Lepas, Masih Sayang”
  • Sepi Murid, SDN 10 Krandegan Hanya Dapat 2 Siswa Baru
  • “Laptop Skripsiku Hilang di Bus Rosalia Indah”: Cerita Tabita yang Viral Usai Kehilangan Barang Berharga Saat Perjalanan Solo–Malang

Panduga Video

  • Iklan
  • Karir
  • Contact Us
  • Redaksi

Copyright: @ 2025 Panduga.id. All right reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Breaking News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • Pilkada
  • Berita Eksklusif
  • UMKM
  • Viral
  • Politik
  • Kesehatan
  • Teknologi
  • Bisnis

Copyright: @ 2025 Panduga.id. All right reserved