PANDUGA.ID, JAKARTA – Silaturahim alim ulama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang digelar pada Minggu (23/11/2025) malam menyepakati bahwa Yahya Cholil Staquf tetap menjabat sebagai Ketua Umum PBNU. Tidak ada pemakzulan maupun pengunduran diri hingga periode kepengurusan selesai menjelang Muktamar tahun 2026.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!“Sepakat kepengurusan PBNU harus selesai sampai satu periode yang Muktamar-nya kurang lebih satu tahun lagi. Semuanya, tidak ada pemakzulan, tidak ada pengunduran diri. Semua sepakat begitu. Semua gembleng 100 persen,” kata Katib Aam PBNU, Ahmad Said Asrori, dalam jumpa pers di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, dikutip dari detikNews.
Ia menegaskan seluruh struktur kepengurusan PBNU di bawah kepemimpinan Yahya Cholil Staquf tetap berjalan tanpa perubahan.
“Semua pengurusan harian PBNU mulai Rais Aam sampai jajaran, Ketua Umum dan jajaran sempurna sampai Muktamar yang akan datang. Kalau ada pergantian, majelis yang paling tinggi dan terhormat adalah Muktamar Nahdlatul,” ujarnya.
Ahmad Said Asrori menambahkan bahwa perubahan struktur tidak bisa dilakukan melalui rapat biasa. Aturan pergantian kepengurusan telah diatur dalam AD/ART dan peraturan organisasi.
Sebelumnya, publik diramaikan dengan beredarnya Risalah Rapat Harian Syuriah PBNU yang berisi permintaan agar Yahya Cholil Staquf mundur dari jabatan Ketua Umum. Rapat itu disebut digelar pada Kamis (20/11) di Hotel Aston City Jakarta dan dihadiri 37 dari 53 pengurus harian Syuriah PBNU. Risalah tersebut ditandatangani Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar.
Dalam risalah itu tertulis bahwa jika dalam tiga hari Yahya tidak mengundurkan diri, Syuriah memutuskan untuk memberhentikannya dari jabatan Ketua Umum PBNU.
Menanggapi dinamika tersebut, Sekretaris Jenderal PBNU, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), meminta seluruh pengurus dan warga NU tetap tenang.
“Ini dinamika organisasi yang sedang berjalan. Saya minta semua pengurus dan warga NU tetap tenang, tidak terbawa arus berita yang menyesatkan, dan tidak memperbesar kesalahpahaman,” ujarnya pada Jumat (21/11).(CC-01)





Discussion about this post