Panduga.id
  • Home
  • Breaking News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • Politik
  • Berita Eksklusif
  • Lainnya
    • Viral
    • UMKM
    • Teknologi
    • Kesehatan
    • Pilkada
    • Bisnis
No Result
View All Result
  • Home
  • Breaking News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • Politik
  • Berita Eksklusif
  • Lainnya
    • Viral
    • UMKM
    • Teknologi
    • Kesehatan
    • Pilkada
    • Bisnis
No Result
View All Result
Panduga.id
No Result
View All Result
Home Breaking News

Sidang Kasus Bullying dr Aulia: Terungkap ‘Pasal Anestesi’ yang Mengandung Ancaman Psikis dan Pemerasan

CC-01 by CC-01
2 Juni 2025
in Breaking News, Nasional
0
3 tersangka bullying mahasiswi PPDS Undip Aulia Risma (dok. istimewa)

3 tersangka bullying mahasiswi PPDS Undip Aulia Risma (dok. istimewa)

0
SHARES
6
VIEWS
Share on WhatsApp

PANDUGA.ID, SEMARANG — Sidang perdana kasus meninggalnya dr Aulia Risma Lestari akibat dugaan bullying di Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip) digelar di Pengadilan Negeri Semarang, Senin (26/5/2025). Sidang ini mengungkap sistem senioritas ekstrem bernama ‘pasal anestesi’ yang dijadikan dasar relasi kuasa penuh tekanan antara senior dan junior.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Jaksa Penuntut Umum (JPU) Shandy Handika menghadirkan terdakwa dr Taufik Eko Nugroho, mantan Kaprodi PPDS Anestesi Undip, serta Zara Yupita Azra, senior yang disebut sebagai pelaku utama intimidasi terhadap almarhum dr Aulia.

‘Pasal Anestesi’: Senior Selalu Benar, Junior Dilarang Bicara

Menurut jaksa, Zara yang merupakan angkatan 76 PPDS Anestesi Undip, mendoktrin juniornya dari angkatan 77 dengan sistem yang disebut ‘pasal anestesi’ dan tata krama anestesi. Aturan tak tertulis ini mewajibkan junior untuk tunduk tanpa syarat kepada senior.

“Senior selalu benar, jika senior salah kembali ke pasal satu. Hanya ada jawaban ‘ya’ dan ‘siap’,” ungkap JPU Shandy saat membacakan dakwaan.

Junior bahkan dilarang bicara dengan senior dua tingkat ke atas, dan hanya boleh menjawab jika ditanya terlebih dahulu. Tata krama ini dianggap menciptakan tekanan psikologis yang berat terhadap para peserta didik.

Makan Prolong, Joki Tugas, dan Pemerasan Rp 766 Juta

Zara juga mewajibkan junior mengoper tugas untuk keperluan senior, termasuk menyediakan makan prolong—yaitu makanan untuk senior dan dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) yang masih bertugas di RSUP dr Kariadi pada malam hari.

Selama 6 bulan, almarhum dr Aulia dan teman-temannya mentransfer dana secara rutin:

  • Rekening Aulia: Rp 494.171.000

  • Rekening Bayu Ardibowo: Rp 272.500.000

  • Total: Rp 766 juta

Tak hanya itu, mereka juga membayar pihak ketiga atau joki untuk mengerjakan tugas ilmiah para senior dengan total biaya mencapai Rp 98 juta.

Hukuman Psikis dan Ancaman dari Senior

Jaksa menyebut Zara dan angkatan 76 menjatuhkan hukuman fisik dan mental kepada angkatan 77. Salah satunya dengan menyuruh berdiri selama satu jam, difoto, dan dilaporkan ke grup senior. Evaluasi dilakukan dini hari, antara pukul 02.00–03.00 WIB.

Zara juga dilaporkan mengirim pesan bernada intimidatif kepada Aulia. Ia bahkan mengancam akan mempersulit hidup Aulia jika dirinya atau senior lainnya sampai mendapat sanksi karena kesalahan junior.

“Kalau saya sampai dihukum tambah jaga satu bulan penuh, maka tidak hanya Aulia, seluruh angkatan 77 akan dihukum,” ujar jaksa membacakan pesan Zara.

Dampak Psikologis: Rasa Tak Berdaya hingga Depresi

Tekanan terus-menerus membuat dr Aulia mengalami gangguan psikis berat yang berujung pada bunuh diri. Jaksa menyebut adanya indikasi hilangnya kepercayaan diri, ketakutan yang mendalam, frustrasi, dan perasaan tidak berdaya sebagai penyebab utama.

“Gangguan suasana hati yang dialami almarhum menjadi pemicu tindakan mengakhiri hidupnya sendiri,” jelas Shandy.

Tuntutan Hukum terhadap Zara Yupita

Atas perbuatannya, Zara Yupita didakwa:

  • Pasal 368 ayat (1) KUHP tentang Pemerasan

  • Pasal 335 ayat (1) KUHP tentang Pemaksaan dengan Kekerasan

Kasus ini membuka mata publik tentang kekerasan sistemik dalam pendidikan dokter spesialis yang semestinya mencetak tenaga profesional, bukan menyuburkan budaya senioritas yang destruktif.(CC-01)

Tags: Bullying PPDS Undipjoki tugas dokterkasus dr Auliakekerasan kampus kedokterankematian dokter mudamakan prolongpasal anestesipemerasan mahasiswa kedokteranPPDS Anestesi Diponegorosidang PN SemarangZara Yupita Azra
Previous Post

Viral Video Aksi Pemalakan Bersamurai di Semarang, Polisi Tangkap Pelaku

Next Post

Ayah Mahasiswa UGM Penabrak Argo Ericko Klarifikasi Isu Uang Damai

Related Posts

Siswa di Klaten keracunan MBG (dok. istimewa)
Breaking News

Kasus Keracunan MBG di Klaten Bertambah, 49 Siswa Jalani Perawatan

10 Oktober 2025
Ilustrasi pembunuhan (dok. Istimewa)
Breaking News

Karyawati Minimarket Tewas di Sungai Citarum, Pelaku Ternyata Atasan Sendiri

9 Oktober 2025
SPPG di Purworejo diperiksa polisi buntut keracunan 127 siswa. (dok. Kompas.com)
Breaking News

127 Siswa di Purworejo Diduga Keracunan Program Makan Bergizi Gratis, Polisi Lakukan Olah TKP

3 Oktober 2025
Wakil Bupati Semarang Nur Arifah saat meresmikan SPPG Happy Berkah Bersaudara yang sebabkan keracunan siswa SDN Ungaran 01. (dok. istimewa)
Nasional

Profil SPPG Happy Berkah Bersaudara Penyebab 23 Siswa SDN Ungaran 01 Keracunan MBG

1 Oktober 2025
Next Post
Plat nomor penabrak mahasiswa UGM diganti oleh bos perusahaan leasing (dok. istimewa)

Ayah Mahasiswa UGM Penabrak Argo Ericko Klarifikasi Isu Uang Damai

Tentang Kami

Panduga.id

Panduga.id adalah media digital Indonesia yang berpedoman pada Kode Etik Jurnalistik dan Pedoman Pemberitaan Media Siber yang diatur oleh Pemerintah Indonesia.

“Sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bermanfaat untuk manusia lain”
Pimpinan Redaksi – Agung Wisnu

Berita Terkini

  • Kasus Keracunan MBG di Klaten Bertambah, 49 Siswa Jalani Perawatan
  • Duduk Perkara Ari Setiawan Blokir Jalan Umum di Perumahan Sinar Waluyo Semarang
  • 200 Tentara Amerika Serikat Dikerahkan ke Israel untuk Awasi Gencatan Senjata Gaza
  • Lima Siswa SMP di Tawangmangu Dirujuk ke RSUD Karanganyar Akibat Keracunan MBG
  • Karyawati Minimarket Tewas di Sungai Citarum, Pelaku Ternyata Atasan Sendiri

Panduga Video

  • Iklan
  • Karir
  • Contact Us
  • Redaksi

Copyright: @ 2025 Panduga.id. All right reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Breaking News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • Pilkada
  • Berita Eksklusif
  • UMKM
  • Viral
  • Politik
  • Kesehatan
  • Teknologi
  • Bisnis

Copyright: @ 2025 Panduga.id. All right reserved