PANDUGA.ID, SOLO – Ratusan siswa kelas XII SMKN 2 Solo, Jawa Tengah, hingga kini masih menunggu kepastian apakah mereka dapat mengikuti Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) 2025. Hal ini terjadi akibat kegagalan pihak sekolah dalam melakukan finalisasi pengisian data siswa pada Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS), yang menjadi syarat utama pendaftaran SNBP.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Upaya Lobi ke Jakarta
Penginput Data PDSS SMKN 2 Solo, Joko Widodo, menyatakan bahwa sekolah telah berusaha mencari solusi agar siswa tetap dapat mendaftar di perguruan tinggi negeri melalui jalur SNBP.
“Kami masih menunggu hasil akhir yang diusahakan oleh Ibu Kepala Dinas (Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah). Tetapi apapun itu, jadi harapan akhir kami. Seandainya apa yang diusahakan itu memang tidak berhasil, ya, kami akan cari jalan lain,” ujar Joko pada Rabu, 5 Februari 2025.
Sebagai langkah konkret, Kepala SMKN 2 Solo, Sugiyarso, bersama dua siswa, dua wali siswa, serta pejabat Dinas Pendidikan Jawa Tengah, telah berangkat ke Jakarta untuk melakukan lobi kepada panitia SNBP. Mereka berharap adanya keringanan sehingga siswa tetap bisa mengikuti seleksi.
Persiapan Jalur Alternatif: UTBK
Dalam pertemuan antara pihak sekolah dan orang tua siswa, disepakati bahwa jika lobi ke Jakarta tidak membuahkan hasil, sekolah akan mendampingi siswa mempersiapkan Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK).
“Kegiatan pembelajaran akan difokuskan untuk persiapan UTBK. Kami juga akan mendatangkan mentor dari lembaga bimbingan belajar agar siswa siap menghadapi ujian,” kata Joko.
UTBK menjadi satu-satunya jalur alternatif bagi siswa SMKN 2 Solo agar tetap dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi negeri.
Aksi Protes Siswa
Kasus ini mencuat setelah siswa melakukan aksi protes pada Senin, 3 Februari 2025. Mereka merasa dirugikan karena tidak dapat mendaftar SNBP akibat kegagalan sekolah dalam melakukan finalisasi data.
SNBP sendiri dijadwalkan berlangsung pada 4-18 Februari 2025, dengan persyaratan utama adalah pengisian data PDSS oleh pihak sekolah. Data yang harus diisi meliputi nomor induk siswa nasional (NISN), nilai rapor, dan prestasi akademik.
Kronologi Masalah: Kesalahan Teknis?
Joko menegaskan bahwa kasus ini bukan disebabkan oleh sekolah yang tidak mendaftarkan siswa ke PDSS, tetapi karena kegagalan dalam proses pengisian data.
“Permasalahannya bukan tidak didaftarkan, tetapi kegagalan pengisian PDSS. Kami mengalami kendala karena penyiapan data siswa eligibel terlalu lama,” jelasnya.
Di SMKN 2 Solo terdapat dua jurusan teknik mesin, di mana salah satu jurusan tidak dapat menerima siswa dari jurusan lain. Hal ini menyebabkan data siswa tidak bisa difinalisasi, sehingga sekolah harus menghubungi helpdesk SNBP untuk menghapus data yang tidak valid. Namun, setelah dihapus, sistem meminta agar data diisi ulang, sehingga menyebabkan keterlambatan.
Orang Tua Siswa: Menunggu Hasil Lobi
Wali siswa Husnul Khotimah menyatakan bahwa para orang tua masih menunggu hasil lobi dari Dinas Pendidikan Jawa Tengah di Jakarta. Namun, mereka mengapresiasi upaya sekolah dalam menangani permasalahan ini.
“Kami masih menunggu hasilnya. Yang jelas, tadi sudah ada kesepakatan bahwa sekolah akan memberikan pendampingan untuk persiapan siswa menghadapi UTBK,” kata Husnul.(CC-01)