PANDUGA.ID, KULON PROGO — Sejumlah Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menghadapi krisis kekurangan siswa baru pada tahun ajaran 2025/2026. Salah satu yang paling mencolok adalah SD Negeri Wijimulyo Lor (SDN Wijilor), yang hanya menerima satu murid baru.
“Benar bahwa sekolah kita menerima satu siswa saja tahun ini. Namun nanti akan ada juga satu tambahan dari murid pindahan,” ujar Kepala SDN Wijilor, Theresia Sriyati, saat dikonfirmasi, Kamis (3/7/2025).
Menurut Sriyati, penurunan jumlah siswa telah terjadi sejak empat tahun terakhir dan berlangsung cukup drastis. Saat ini, total siswa dari kelas 1 hingga 6 hanya 29 anak, dengan rata-rata 4 hingga 5 siswa per kelas.
Letak sekolah yang terpencil disebut menjadi salah satu penyebab rendahnya minat. SDN Wijilor berada di wilayah persawahan dan hanya dekat dengan satu dusun, Padukuhan Temanggal. Sementara sekolah-sekolah lain terletak di dekat permukiman padat.
“Dengan jumlah siswa yang semakin banyak, sekolah bisa menyeleksi anak sesuai bakat, minat, dan potensi untuk mengejar prestasi,” tambah Sriyati.
Minimnya jumlah siswa juga berdampak langsung pada besarnya Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Semakin sedikit murid, semakin kecil pula dana yang diterima. Akibatnya, guru-guru sering terpaksa iuran demi mendukung kegiatan sekolah.
“Sering sekali kami terpaksa patungan untuk kegiatan di sekolah, misalnya untuk perayaan 17-an,” katanya.
Kondisi serupa juga dialami SDN Punukan yang berada di Dusun Beji, Kapanewon Wates. Pada tahun ajaran ini, sekolah hanya mendapatkan enam siswa dari kapasitas 28 kursi.
“Sebelum 2023, sekolah kami selalu di atas 20 siswa,” ujar guru SDN Punukan, Tejowati. Ia menyebut jumlah lulusan TK yang menurun serta persaingan dengan SD unggulan di kota sebagai faktor utama. “Namun, kami akan tetap fokus pada perkembangan enam anak yang sudah diterima,” tambahnya.
Di sisi lain, SDN Lebeng di Kalurahan Salamrejo, Kapanewon Sentolo, justru mencatat penerimaan siswa baru yang stabil. Guru SDN Lebeng, Anita Pujiastuti, menyebut sekolahnya menerima 24 siswa baru ditambah dua siswa pindahan tahun ini.
“Tahun ini kami mendapat 24 siswa, dan dua siswa dari mutasi, sehingga total siswa baru ada 26 siswa,” kata Anita. Ia menyebut tren penerimaan siswa di sekolahnya dan wilayah sekitarnya cenderung meningkat.(CC-01)