Panduga.id
  • Home
  • Breaking News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • Politik
  • Berita Eksklusif
  • Lainnya
    • Viral
    • UMKM
    • Teknologi
    • Kesehatan
    • Pilkada
    • Bisnis
No Result
View All Result
  • Home
  • Breaking News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • Politik
  • Berita Eksklusif
  • Lainnya
    • Viral
    • UMKM
    • Teknologi
    • Kesehatan
    • Pilkada
    • Bisnis
No Result
View All Result
Panduga.id
No Result
View All Result
Home Bisnis

Efisiensi Anggaran Pemerintah Ancam Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Beli Masyarakat

CC-01 by CC-01
13 Februari 2025
in Bisnis
0
Ilustrasi daya beli masyarakat (dok. istimewa)

Ilustrasi daya beli masyarakat (dok. istimewa)

0
SHARES
12
VIEWS
Share on WhatsApp

PANDUGA.ID, JAKARTA – Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, menyatakan bahwa kebijakan efisiensi anggaran pemerintah pusat dan daerah berpotensi memberikan dampak signifikan terhadap kondisi ekonomi masyarakat.

Menurutnya, pada tahun 2025, belanja pemerintah diprediksi akan mengalami penurunan 5 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), dengan pertumbuhan yang diperkirakan akan negatif.

“Tahun lalu, porsi belanja pemerintah terhadap PDB masih terjaga sekitar 7 persen dengan pertumbuhan lebih dari 6 persen. Penurunan ini tentu menjadi kontradiktif dengan keputusan pemerintah yang justru menambah jumlah kementerian dan lembaga negara,” ujar Bhima, Minggu (9/2/2025).

Dampak Efisiensi Anggaran terhadap Ekonomi

Bhima menyoroti bahwa jumlah kementerian yang semakin banyak justru berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi dan menekan serapan tenaga kerja. Ia menyebutkan bahwa efisiensi yang dilakukan secara drastis akan berdampak negatif terhadap berbagai program strategis nasional, kecuali program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tetap diprioritaskan pemerintah.

Sebagai contoh, pemangkasan anggaran dapat menghambat upaya Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dalam mendorong ekspor industri dan membuka akses pasar luar negeri. Selain itu, pemotongan anggaran perjalanan dinas luar negeri juga berpotensi mengganggu diplomasi internasional, yang seharusnya berperan dalam meningkatkan daya saing produk dalam negeri.

Akibat dari kebijakan ini, pertumbuhan ekonomi pada 2025 diprediksi hanya akan mencapai 4,7 persen.

“Kondisi ini akan semakin menyulitkan daerah-daerah dengan anggaran terbatas, menghambat penyaluran bantuan sosial, serta memperburuk kondisi lapangan kerja dan sektor UMKM,” lanjut Bhima.

Selain itu, ia juga menyoroti dampak pemangkasan anggaran terhadap pelayanan publik, termasuk kemungkinan pengurangan tenaga honorer, penundaan atau penghentian pembangunan infrastruktur penting, serta gangguan terhadap kemandirian fiskal daerah.

Analisis Celios: Efisiensi Harus Tepat Sasaran

Meski demikian, hasil analisis Celios menunjukkan bahwa efisiensi anggaran tetap dapat memperbaiki struktur fiskal jika dialokasikan ke sektor yang lebih tepat sasaran. Bhima menilai, anggaran besar yang dialokasikan untuk program MBG dapat berpotensi menciptakan ketidakseimbangan distribusi sumber daya negara.

“Sebagai solusi, sebaiknya program MBG diprioritaskan bagi anak-anak di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T), keluarga miskin, balita, serta ibu hamil. Sementara itu, anggaran lainnya bisa dialihkan untuk membiayai program bantuan lain seperti iuran BPJS Kesehatan gratis untuk seluruh masyarakat atau pembayaran tunjangan kinerja ASN yang tertunda sejak 2020-2024,” jelas Bhima.

Selain itu, Celios menilai bahwa efisiensi anggaran saat ini belum dilakukan secara optimal di beberapa sektor, termasuk Polri, Kementerian Pertahanan, DPR, MPR, proyek pembangunan IKN, dan program food estate.

Alternatif Penguatan Anggaran melalui Pajak

Sebagai langkah alternatif, Celios menyarankan agar pemerintah tidak hanya fokus pada efisiensi anggaran, tetapi juga melakukan penguatan pajak alternatif. Beberapa opsi yang diusulkan meliputi:

  • Pajak harta orang super kaya
  • Pajak produksi batu bara
  • Pajak windfall komoditas ekstraktif
  • Pajak karton untuk mendukung efisiensi anggaran

Menurut Bhima, kebijakan ini dapat menjadi langkah yang lebih baik dibandingkan pemangkasan anggaran kementerian/lembaga tanpa kajian mendalam.

“Daripada memangkas anggaran secara drastis, lebih baik pemerintah memperluas basis penerimaan negara dengan kebijakan pajak yang lebih adil dan progresif,” pungkasnya.(CC-01)

Tags: Bhima YudhistiraCeliosEfisiensi Anggaranekonomi indonesiaKebijakan Fiskal 2025Pajak AlternatifPemangkasan Anggaran
Previous Post

Tak Perlu Polisi, Satpol PP dan Damkar Semarang Tangkap Pemalak dan Gangster

Next Post

Bocah 6 Tahun di Cengkareng Luka Akibat Peluru Nyasar Saat Tidur, Polisi: Masih Diselidiki

Related Posts

Ilustrasi ekonomi Indonesia anjlok (dok. istimewa)
Bisnis

Pertumbuhan Kuartal II Diramal Anjlok ke 4,8 Persen, Indonesia Masuk Zona Krisis Ekonomi

2 Juni 2025
Penjualan hewan kurban anjlok (dok. istimewa)
Bisnis

Penjualan Hewan Kurban 2025 Anjlok Jadi Rp27,1 Triliun, Lebih Rendah dari Masa Pandemi

31 Mei 2025
Rumah subsidi 2025 (dok. istimewa)
Bisnis

Makin Parah! Aturan Baru Rumah Subsidi: Luas Tanah Dipangkas Jadi 25 Meter

31 Mei 2025
Bank BKK dimerger jadi Bank Syariah Jateng (dok. istimewa)
Bisnis

33 BPR BKK di Jawa Tengah Akan Dimerger Jadi Bank Syariah pada 2026, Aset Capai Rp 12 Triliun

29 Mei 2025
Next Post
Ilustrasi senjata api (dok. istimewa)

Bocah 6 Tahun di Cengkareng Luka Akibat Peluru Nyasar Saat Tidur, Polisi: Masih Diselidiki

Jadwal Sholat

Tentang Kami

Panduga.id

Panduga.id adalah media digital Indonesia yang berpedoman pada Kode Etik Jurnalistik dan Pedoman Pemberitaan Media Siber yang diatur oleh Pemerintah Indonesia.

“Sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bermanfaat untuk manusia lain”
Pimpinan Redaksi – Agung Wisnu

Berita Terkini

  • Hasto Kristiyanto Jalani Sidang Vonis Besok, Elite PDIP Optimistis Divonis Bebas
  • Ganti Logo Jelang Kongres PSI di Solo, Gajah Kepala Merah Pengganti Mawar, Lawan Kuat Banteng?
  • Viral Domba dengan Corak Lafaz Allah, Pedagang di Temanggung: “Belum Saya Lepas, Masih Sayang”
  • Sepi Murid, SDN 10 Krandegan Hanya Dapat 2 Siswa Baru
  • “Laptop Skripsiku Hilang di Bus Rosalia Indah”: Cerita Tabita yang Viral Usai Kehilangan Barang Berharga Saat Perjalanan Solo–Malang

Panduga Video

  • Iklan
  • Karir
  • Contact Us
  • Redaksi

Copyright: @ 2025 Panduga.id. All right reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Breaking News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • Pilkada
  • Berita Eksklusif
  • UMKM
  • Viral
  • Politik
  • Kesehatan
  • Teknologi
  • Bisnis

Copyright: @ 2025 Panduga.id. All right reserved