PANDUGA.ID, SEMARANG – Dunia tengah dihebohkan dengan kehadiran DeepSeek, teknologi artificial intelligence (AI) berbasis chatbot dari China yang digadang-gadang menjadi pesaing ChatGPT dari OpenAI dan Gemini dari Google.
DeepSeek menarik perhatian banyak orang karena kemampuannya berinteraksi dan menjawab pertanyaan dari pengguna yang dianggap lebih baik dibandingkan ChatGPT. Tidak mengherankan jika aplikasi ini menjadi yang paling banyak diunduh di App Store di negara-negara seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, dan China.
Namun, meskipun popularitasnya meningkat pesat di AS, kehadiran kecerdasan buatan milik Negeri Tirai Bambu ini ternyata membuat pemerintah AS meradang. Menurut pemberitaan BBC, Rabu (29/1/2025), AS tengah mempertimbangkan untuk menjegal ketenaran DeepSeek dengan menganggap kecerdasan buatan ini sebagai ancaman nasional.
Sekretaris Pers White House atau Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengungkapkan bahwa Dewan Keamanan Nasional AS sedang menyelidiki potensi implikasi keamanan yang dapat ditimbulkan oleh DeepSeek. “Saya berbicara dengan Dewan Keamanan Nasional pagi ini, mereka sedang menyelidiki apa saja (implikasi keamanan nasional) yang mungkin terjadi,” ujar Leavitt.
Sebelum pernyataan Leavitt, Angkatan Laut AS sudah terlebih dahulu melarang prajuritnya menggunakan aplikasi DeepSeek. Larangan tersebut disampaikan melalui email yang dikirimkan kepada prajuritnya. Larangan ini dikeluarkan karena potensi masalah keamanan dan etika yang terkait dengan asal dan penggunaan model kecerdasan buatan ini.
David Sacks, Kepala AI dan Kripto AS, mengungkapkan bahwa DeepSeek kemungkinan menggunakan model yang digunakan oleh OpenAI untuk mengembangkan kecerdasan buatan mereka. Penggunaan model tersebut melibatkan proses yang disebut distilasi pengetahuan, di mana AI belajar dari model lain untuk menciptakan model yang lebih ringkas namun tetap meniru model yang lebih besar dan lebih kompleks.
“Saya pikir salah satu hal yang akan Anda lihat selama beberapa bulan ke depan adalah perusahaan-perusahaan AI terkemuka kami (di AS) akan mengambil langkah-langkah untuk mencoba dan mencegah distilasi. Itu pasti akan memperlambat beberapa model peniru ini,” tambah Sacks, yang merupakan orang kepercayaan Presiden AS, Donald Trump.(CC-01)